Latest Post

Bajaj Pulsar 375NS dengan 40HP





Setelah sukses dengan KTM Duke 200 dan Pulsar 200NS, Bajaj India akan mengembangkan motor dengan cc yang lebih besar sesuai permintaan pasar.

Akhirnya keputusan pun dibuat dengan akan dibuatnya motor Pulsar 375NS bermesin injeksi, berpendingin cair dengan 3 buah busi serta diperkirakan mencapai 40HP dengan torsi maksimum 30Nm. Hanya dengan berat 165kg diperkirakan motor ini dapat menembus 7 detik tanpa bersusah payah untuk jarak 100m. Top speednya mencapai 180km/jam yang membuat motor ini akan menjadi salah satu motor tercepat di India.

Saat peluncuran Pulsar 200NS tahun 2012, Raviv Bajaj sang Managing Director Bajaj mengatakan akan muncul motor Pulsar yang lebih kuat dan lebih agresif dengan harga sekitar 250-330 rupee atau 44-53 juta. Rencananya serigala besar ini akan dilaunch pada 2014. Sayangnya walaupun ber cc besar, motor ini hanya mempunyai satu silinder.


dari berbagai sumber
 

Riding Tips (5): Tailgating



















Tailgating adalah cara berkendara di jalan raya dengan cara mengekor kendaraan yang berada di depan dengan sangat dekat, yang hampir dipastikan mustahil bisa menghindar bila kendaraan di depannya berhenti mendadak.

Di beberapa negara bagian Amerika Serikat, tindakan ini dianggap melanggar hukum dan dapat dikenakan sangsi denda (di negara bagian Washington, orang yang terbukti melakukan tailgating dikenakan denda $124).

Beberapa alasan orang melakukan tailgating:

1. Tidak disengaja.
Tailgating bisa saja terjadi tanpa kesadaran dari si pengendara. Bisa saja ia melamun dan tiba-tiba saja kendaraannya sudah sangat dekat dengan kendaraan yang di depannya.

2. Disengaja.
Bentuk tailgating yang disengaja disebut slipstreaming, suatu teknik yang digunakan orang-orang agar bisa irit bahan bakar. Istilahnya ngetrendnya adalah "Draft-Assisted Forced Auto Stop" (atau D-FAS). Cara melakukan D-FAS adalah dengan mematikan mesin dan posisi gigi dinetralkan saat mobil menggelinding di belakang kendaraan besar. Keuntungannya adalah untuk mengurangi efek tahanan angin dari depan sehingga penggunaan bahan bakar bisa ditekan. Tetapi tindakan ini sangatlah berbahaya, karena begitu kendaraan di depan berhenti mendadak, kekuatan rem ketika diinjak tidak akan sekuat saat mesin hidup apalagi pada mobil-mobil tua. Hal yang sama juga terjadi pada powersteering, daya kerjanya yang berasal dari mesin akan hilang. Kalau sudah begini kecelakaan tidak akan bisa dihindarkan.

3. Tailgating bisa terjadi dengan bentuk yang lain.
Misalnya ada orang yang ingin meminta jalan kepada kendaraan yang sedang berjalan pelan di depannya dengan cara mendekatkan bempernya ke bemper belakang mobil yang di depannya, disertai dengan kedipan-kedipan lampu jauh dan klakson. Tailgating seperti ini bisa membahayakan si tailgater kalau kendaraan di depannya lebih besar misalnya bis besar atau truk trailer. Kecelakaan mudah terjadi kalau truk trailer tiba-tiba harus mengerem mendadak karena menghindari pejalan kaki atau ada lampu merah.

Nah bagi para rider, dianjurkan juga untuk tidak melakukan tailgating. Apalagi kalau sampai terpengaruh pada ucapan sesama rider "it is not about how fast you can go but how close you hit the brake". Kalau kita terlatih sih tidak masalah, tetapi kalau kita hanya rider harian dan tidak terlatih ya mending jangan coba-coba. Kecuali kalau punya banyak uang untuk berobat dan tidak nyusahin orang. Tapi apapun alasannya tailgating itu berbahaya (dan bakal menyusahkan keluarga).

Berikut tips apabila rider sedang berjalan dalam kecepatan normal di belakang mobil:

1. Jarak antara rider dengan kendaraan di depan adalah minimal satu mobil untuk kecepatan 60km/jam (asumsi panjang mobil sekitar 3-4 meter). 
Kalau mau mengikuti teori safety riding adalah harus berjarak minimal 2 detik dari kendaraan di depan. Satu detik untuk membaca situasi (kalau kendaraan depan tiba-tiba rem mendadak), satu detik sisanya untuk memilih apakah ingin mengerem atau menghindar. Ingat, dua detik adalah waktu minimal. Lebih lama lagi berarti lebih baik.

2. Posisikan motor di ban belakang kiri atau ban belakang kanan dari mobil/bis/truk di depan. 
Mobil di depan cenderung menghindarkan bannya (dan velgnya) dari halangan2 di jalan (tetesan oli, air, lubang, batu, binatang dll). Yang lebih pas lagi adalah memposisikan motor sedikit lebih keluar dari ban kendaraan di depan agar rider mempunyai jarak pandang yang lebih jauh ke beberapa kendaraan di depan.






images: flhsmv.gov, activephysics-pvrhsd.wikispaces.com, goldberg25.com, 1.bp.blogspot.com, s2.hubimg.com
 

Riding Tips (4): Berpikir "What if"

Dalam hal keselamatan, mengendarai sepeda motor adalah berbeda dengan mobil. Perlu ekstra hati-hati bila mengendarai sepeda motor karena resiko rider terluka jika terjatuh, lebih besar kemungkinannya daripada mengendarai mobil. Mobil memiliki bemper dan body besi yang mengelilingi supir, sedangkan sepeda motor tidak ada sama sekali. Jadi untuk mencegah kecelakaan, selain diperlukan konsentrasi penuh agar sepeda motor tetap berada di atas kedua bannya, sang rider pun juga harus memahami teknik-teknik mengendarai agar bisa meminimalisir kecelakaan yang mungkin terjadi.

Satu dari sekian banyak teknik berkendara yang benar adalah dengan menggunakan metode "Berpikir What If...". What if adalah saat dimana sinyal-sinyal situasi yang berkecenderungan berbahaya sudah menyala, maka kita harus waspada dengan segera berpikir untuk mencegah kecelakaan yang kemungkinan saja terjadi.  Bisa dengan cara melambatkan kendaraan dan berhenti (mengerem) atau dengan bermanuver. Kalau masih bingung apa artinya, coba bacanya diulang lagi dengan perlahan. Kalau masih bingung juga, yuk kita teruskan pembahasannya saja dulu.

Bahasa Indonesia dari 'What if' adalah 'seandainya'. Contoh 'seandainya' disini misalnya: seandainya ada orang mendadak membuka pintu mobil, seandainya ada orang yang menyeberang di depan bis yang mendadak berjalan perlahan, seandainya mendadak ada motor yang keluar dari gang, seandainya ada pasir di tikungan depan dan seandainya-seandainya yang lain. Berpikir seandainya (what if) akan membuat rider mengambil posisi waspada (utk mengerem atau siap-siap bermanuver) beberapa detik sebelum kondisi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan muncul.

Banyak kecelakaan sepeda motor terjadi karena 'what if'-nya di rider tidak berjalan (atau ridernya memang cuek ndablek). Saya pernah melihat ada metro mini yang dari jalur kanan mendadak berpindah ke jalur kiri. Metro mini tersebut lalu memperlambat laju bisnya. Eh tahu-tahu ada motor yang tetap nekat mengambil lajur kiri dari bis namun tidak memperlambat kecepatannya. Tahu apa yang terjadi? Mendadak ada penumpang turun dari metro mini tadi tanpa lihat-lihat ke kiri lagi, tepat di depan motor yang sedang melaju. Yap, akhirnya bisa ditebak. Walaupun sempet menarik rem, si motor tetap menabrak orang tersebut. Yang ditabrak sih tidak apa-apa. Cuma kaget dan shock, kontan ia marah-marah ke si rider. Sebaliknya si rider juga tidak mau kalah. Ia memarahi balik orang tersebut sekaligus memarahi kenek yang kebetulan sedang bergelantung di pintu belakang. Sah-sah saja kalau si rider marah-marah, tetapi buat apa? Toh kecelakaan sudah terjadi. Tidak ada yang benar disana. Semua yang terlibat kecelakaan tadi masing-masing menyumbang kesalahan.

Seharusnya sebagai pengendara motor yang dewasa dalam berkendara, rider harus pandai-pandai menangkap sinyal-sinyal yang cenderung membahayakan dirinya supaya ia bisa menghindari kecelakaan itu. Begitu si metro mini memperlambat bisnya, sinyal/tanda si metro mini yang akan menurunkan penumpang harus bisa 'ditangkap' oleh si rider sehingga ia bisa memperlambat laju motornya kalau ingin tetap mengambil lajur kiri, atau langsung bersiap mengambil lajur kanan untuk mendahului si bis kecil tadi. Ini adalah salah satu contoh sederhana yang terjadi setiap hari. Rekor terbaik seorang pengendara motor adalah bukan sudah berapa kali ia terjatuh, tetapi sudah berapa kali ia bisa menghindari situasi yang berpotensi timbulnya kecelakaan (lain cerita kalau si rider adalah pembalap motoGP).

Metode berpikir 'What if' sangat membutuhkan mental yang sabar. Mental ini tidak memunculkan keinginan untuk tampil hebat di jalan. Tetapi mental ini dapat menjaga emosi si rider agar tetap tenang, sehingga perilaku berkendara menjadi tidak agresif yang tidak membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Istilah perilaku berkendara seperti ini populer dengan sebutan 'defensive riding'. 

Berikut adalah gambar-gambar untuk memvisualisasikan kapan 'Berpikir What If' digunakan:















































Masih banyak kasus-kasus serupa dimana what if bisa dipakai. Gunakan selalu cara "berpikir what if" setiap anda mengendarai sepeda motor. Have a nice riding!

Tips: 
Perhatikan roda depan mobil yang ada di sebelah motor anda. Roda depan itu akan membantu anda mengetahui ke arah mana mobil akan berbelok (jika si mobil lupa menyalakan lampu sein).





































 

Suzuki Inazuma 250



Akhirnya jadi juga Suzuki Indonesia mengeluarkan produk anyar untuk pasar yang belum dimasuki lagi oleh produsen sepeda motor lain. Jauh sebelumnya pasar ini sudah pernah 'dimainkan' oleh Suzuki dengan Thunder 250nya hampir 10 tahun lalu. Namun setelah Thunder 250 diskontinu, pasar touring bike ini kosong sampai Agustus tahun 2012 hingga akhirnya muncul kehadiran Suzuki Inazuma 250.

Bila dilihat dari genre, Suzuki Inazuma yang diperuntukkan untuk perjalanan jarak jauh tidak bisa dibandingkan dengan Kawasaki Ninja 250 atau Honda CBR 250 yang lebih mengandalkan kecepatan. Ciri khas touring pada Inazuma ada pada performa mesin yang lebih mengutamakan torsi dari pada power (Torsi Inazuma 2,24 kgf@6.500 sedangkan Ninja 250 2,03kgf@9,500. Untuk Power, Inazuma kalah dari Ninja 250 yaitu 24hp@8.500 sedangkan Ninja 250 31,43hp@11.000). Posisi rangka untuk tempat duduk rider yang dirancang agak tegak pada Inazuma dibuat sangat nyaman untuk perjalanan jarak jauh dibanding dengan Ninja 250 yang memang dirancang sedikit menunduk untuk balap.

Suzuki B King
Ada yang pernah mendengar Suzuki B King? Nah, Inazuma ini disebut-sebut sebagai The Little B-King. Suzuki B King dikenal memiliki spek gambot (1340cc, 4silinder, power 132.1KW@9500RPM, torsi 14.9kgf @7299 RPM, kompresi 12.5:1, injection, DOHC, 6 speed, knalpot 4-2-1) yang membuat ngeri merk-merk naked bike lain yang sejenis.


Berikut spek si Little B King:

Kapasitas mesin       : 248cm3, 4 langkah, Pendingin Cair, SOHC
Jumlah Silinder           : 2 
Diameter silinder        : 53,5 mm
Langkah piston            : 55,2 mm
Torsi                           :  2,24 kgf@6.500
Power                         : 24hp@8.500
Rasio kompresi           : 11,5:1
Sistem pembakaran     : Injeksi
Sistem kelistrikan       : Elektrik, Full transistor
Sistem Starter             : Elektrik
Exhaust                       : twin muffler
Kapasitas tangki          : 13.3 Liter
Ban Depan                  :  110/80/17
Ban Belakang              :  140/70/17
Ground Clearance       :  165mm
Headlight                    : 12V/35W
Rem Depan                  : Disc
Rem Belakang             :  Disc
Transmisi                    : 6-speed
Suspensi Depan           : Telescopic, Coil Spring, Oil Damped
Suspensi Belakang       : Swing Arm, Coil Spring, Oil Damped






Di Indonesia, Suzuki menawarkan dua warna pilihan yaitu Candy Cardinal Red & Pearl Nebular Black. 

Harga saat ini adalah 46jt.

Sekedar pembanding dengan merk lain yang ber-cc sama:

      - Kawak All-New Ninja250-non-ABS   Rp49,9jt 
      - Kawak All-New Ninja250-ABS          Rp56,9jt 
      - Honda CBR 250R-non-ABS                Rp40,5jt
      - Honda CBR 250R-ABS                       Rp47,15jt 

(Harga per Agustus 2012)






image: agungph.com, learningfromlives.wordpress.com, static.nextmoto.it, tovavanjava.files.wordpress.com, arpem.com, pangben.files.wordpress.com
 

Kaca Spion: Benda Kecil Yang Menyelamatkan Banyak Orang






















Kaca spion pada sepeda motor dikembangkan fungsinya dari kaca spion pada mobil. Sepeda motor dianggap perlu menggunakan kaca spion karena dianggap memiliki level yang sama dengan mobil dalam hal kecepatan, manuver dan membahayakan pengguna jalan lain. Untuk beberapa kendaraan transportasi yang tidak digerakkan oleh mesin (misalnya sepeda dan kereta kuda), dianggap tidak perlu menggunakan kaca spion karena mempunyai level yang rendah. Walaupun kalau mereka dipasangkan kaca spion, akan membuat mereka lebih mudah melihat situasi di belakang tanpa perlu menoleh.

Letak dua buah kaca spion pada sepeda motor berada di sisi kiri dan kanan setang. Bahkan saat ini ada juga helm yang diproduksi dengan kaca spionnya berada di bagian dahi di sisi dalam helm. Untuk kaca spion yang diletakkan di sisi kiri dan kanan setang, ukuran letak jatuhnya pantulan bahu/lengan rider adalah 20%. Sisanya adalah pemandangan belakang (yang agak menyamping keluar) dari si rider sebanyak 80%.

Guna kaca spion bagi rider sepeda motor adalah 'membantu melihat kondisi belakang sepeda motor dengan cepat tanpa menoleh'. Karena dengan menoleh ke belakang sejauh 90 derajat selama 1 detik akan membuat motor meluncur selama sekian belas/sekian puluh meter tanpa kendali. Kemudahan melihat ke belakang dengan cepat inilah yang akan membantu rider mudah memutuskan untuk:

1. Mengatur jarak sepeda motornya agar tidak terlalu dekat dengan kendaraan yang ada di belakangnya.

2. Bermanuver menghindari tabrak belakang apabila kendaraan yang berada dibelakangnya meluncur mendekati motor. Seorang rider harus selalu memiliki anggapan di kepalanya bahwa apabila ada mobil yang mendekatinya, maka kemungkinan mobil itu sedang mengalami masalah. Misalnya: kerusakan rem atau si supir sedang mabuk atau si supir lupa bawa kacamata, atau atau si supir sedang mengalami serangan jantung. Anggapan-anggapan seperti ini yang akan membuat rider menjadi waspada dan segera melakukan gerakan menjauh dari mobil tersebut. Jangan pernah menunggu jarak mobil terlalu dekat dan menganggap mobil itu yang salah sehingga rider tetap pada tempatnya, tidak berpindah. Ketika kecelakaan terjadi dan rider terluka (bisa saja lebih parah atau meninggal), anggapan rider bahwa ia merasa benar akan menjadi sia-sia. Jadi begitu mobil mendekat, segera jauhi.

3. Membelok/menyalip secara aman dengan cara melihat jarak dan kecepatan kendaraan di belakangnya. 

Banyak yang mengatakan bahwa kaca spion masih memiliki kekurangan yaitu memiliki blind spot. Betul. Tetapi blind spot bisa diminimalisir dengan lirikan mata/sedikit tolehan pengendara. Bagaimanapun menggunakan kaca spion masih jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Lupakan anggapan yang mengatakan bahwa kaca spion membuat aerodinamis motor menjadi terhambat atau tampilan motor menjadi tidak sporty (kalau motornya motoGP sih tidak apa-apa karena tidak perlu memakai spion. Atau motornya untuk diikutkan kontes, itu lain cerita. Tetapi selama motor tersebut adalah street-legal motorcycle dan dipakai di jalan raya maka motor tersebut wajib menggunakan spion). Bila kita bicara keselamatan, 'function' harus mendahului 'fashion'.

Saya ingat ada seorang teman yang mengendarai sepeda motor sedang berhenti di lampu merah. Ia berjejer dengan pengendara lain yang berada di sebelah kanannya. Tiba-tiba dari sebelah belakang muncul truk besar yang meluncur seperti tanpa menggunakan rem, menabrak orang-orang yang ada di sebelah kanannya tadi. Beberapa detik sebelumnya teman saya sama sekali tidak menyadari kehadiran truk besar yang mendekat. Mengapa? Karena ia tidak menggunakan spion. Sejak kejadian yang sempat membuat ia shock dan menangis di tempat (padahal laki-laki), ia mulai memasang dan menggunakan kaca spion di sepeda motornya. 

Bagi yang sedang mengajarkan anaknya/temannya/saudaranya menaiki sepeda motor, jelaskan ke mereka untuk selalu menggunakan kaca spion. Kaca spion bukanlah hiasan. Kaca spion bukanlah penghalang untuk menyalip di antara mobil-mobil. Kalau sewaktu menyalip memang lebarnya sudah tidak muat karena adanya kaca spion, ya jangan dipaksa. Berarti memang sudah waktunya untuk berhenti. Bukan berarti nanti kaca spionnya yang dilepas. Kalau cara berpikirnya demikian, sekalian saja lepas bersama dengan setang-setangnya biar bisa nyalip. Tetapi caranya kan bukan begitu. Biar bagaimanapun benda cermin yang kecil tersebut dapat menyelamatkan nyawa banyak orang dari kecelakaan. Baik nyawa yang menabrak ataupun nyawa orang yang ditabrak.

Saat ini Indonesia sudah memiliki Undang-Undang No. 2 mengenai Lalu Lintas & Angkutan Jalan, pada Pasal 285 ayat 1 yang mengatakan bahwa pengendara akan ditilang atau didenda sebesar Rp.250.000,- bila tidak memasang dan menggunakan kaca spion.

  


image: horizonsunlimited.com
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2005-2012 Yudhea Wattimena. RiderPunk - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger